banner 728x250
Daerah  

Masa Pemerintahan Basli dan Saiful, Selayar Terus Dibenahi Hingga ke Pulau Terluar

SELAYAR-(ReferensiAktualMAPJ.com) – Masa Pemerintahan Bupati Kepulauan Selayar, H. Muh. Basli Ali, periode kedua 2019 – 2024, yang berpasangan Wakil Bupati H. Saiful Arif, hingga saat ini, Selayar terus dibenahi hingga ke Pulau Pulau.

 

Hal ini diungkapkan Bupati Kepulauan Selayar, H. Muh. Basli Ali, saat memaparkan capaian pemerintah daerah dalam kepemimpinannya, khususnya di sektor infrastruktur dan kesehatan.

 

Bupati Basli Ali, yang menjadi salah satu pembicara dalam Seminar dan Loka Karya (Semiloka), yang dilaksanakan DPP Persatuan Masyarakat Selayar (Permas), Periode 2021-2026, di Hotel Tree, Jalan Meranti, Kecamatan Panakukang Makassar, Jumat (10/1/2021).

Semiloka digelar dalam rangka Rapat Kerja DPP Permas dan mengangkat tema “Menemukan dan Mengembangkan Keunggulan Kompetitif dan Komparatif Kabupaten Kepulauan Selayar dalam Perspektif Wisata Medis”.

Semiloka yang dipandu oleh mantan Sekretaris Daerah Selayar Dr. Ir. H. Marjani Sultan, M Si, dengan pembicara selain Bupati M. Basli Ali, Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Prof. dr. Abd. Kadir, Ph.D, Sp.THTKL (K), serta hadir juga secara daring, Ketua Konsil Kedokteran dan Direktur Members at Large IAMRA atau Konsil Dokter se – Dunia dr. Taruna Ikrar, M.Pharm., MD, Ph D.

Bupati Basli Ali, kembali mengulangi pembicaraannya bahwa, di bawah kepemimpinannya selama ini, Kepulauan Selayar terus melakukan pembenahan sampai di pulau – pulau terluar, terutama di sektor Kesehatan dan Infrastruktur.

“Untuk di Kawasan Selayar Kepulauan sudah dibangun rumah sakit Pratama di Pulau Jampea. Insya Allah tahun ini juga sedang direncanakan untuk pembangunan rumah sakit Pratama di Bonerate,” ungkap Bupati Basli Ali.

Selain itu, dengan posisi Selayar yang sangat strategis maka sangat memungkinkan untuk mewujudkan visi selayar sebagai kawasan distribusi logistik timur Indonesia.

“Visi kita sebagai pemerintah ada tiga, yakni Selayar sebagai Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata (KEK), Kawasan Indsutri Perikanan Terpadu (KIPT), dan Selayar sebagai Pusat Distribusi Logistik Indonesia Timur,” paparnya.

Sementara itu, Dirjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI Prof. dr. Abd. Kadir mengungkap persoalan kesehatan di Indonesia yang sangat kompleks dan membutuhkan kebijakan kesehatan yang tepat.

Termasuk saat ini umur harapan hidup penduduk Indonesia semakin meningkat sehingga implikasinya harus meningkatkan kebijakan pelayanan kesehatan.

“Piramida penduduk mulai terbalik. Orang lanjut usia akan semakin banyak dan tentu semakin secara kuantitas orang sakit akan semakin meningkat sehingga dibutuhkan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan,” kata Prof. Abdul Kadir.

Olehnya itu, pihaknya berharap kedepan kehadiran Rumah Sakit dan Puskesmas dapat berfungsi menjadi Prefentif Promotif. Artinya kedepan upaya kesehatan diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), dan pencegahan penyakit (preventif). Termasuk mutu rumah sakit di Indonesia perlu di tingkatkan. Karena kondisi yang terjadi hari ini masih terjadi ketimpangan pada fasilitasnya. Seperti tempat tidur saja masih sangat kekurangan sehingga ini kedepan perlu di tingkatkan.

Lebih lanjut lulusan Doktor Hiroshima University Jepang ini mengungkap persoalan Dokter. Bahwa jumlah dokter di Indonesia hanya 0,67 berbanding 1000 penduduk. Sedangkan dibandingkan dengan Singapura, sudah sangat jauh perbandingan antara dokter dan penduduk.

“Ini juga perlu menjadi perhatian serius kedepan, termasuk kita di Selayar agar kedepan jumlah Dokter kita khususnya di Selayar bisa bertambah. Karena jangan sampai kita sudah bangunkan rumah sakit di Selayar tetapi Dokternya lagi yang menjadi masalah. Jadi harus ada terobosan dari pemerintah daerah untuk menjawab tantangan tersebut. Bila perlu siapkan beasiswa bagi siswa unggulan untuk masuk di jurusan kedokteran dengan fakta integritas bahwa setelah selesai harus kembali mengabdi di Selayar,” tegas Prof. dr. Abdul Kadir.

Terkait dengan usulan perencanaan Medical Tourism, pihaknya sangat merespon. Pasalnya, ketika itu terwujud maka bisa memicu pertumbuhan ekonomi. Artinya dengan sendirinya membawa dampak ekonomi bagi masyarakat. Akan tetapi harus ada objek wisata yang menjadi tujuan kunjungan di Selayar.

“Apa yang menjadi daya tarik dan kelebihannya medical tourism yang ada di Selayar sehingga orang ingin berkunjung ke Selayar. Ini yang harus dipikirkan secara matang untuk bisa mewujudkannya,” ujar Prof. Abd Kadir.

“Termasuk konsep Wisata medis jika itu bisa diwujudkan maka orang dari luar datang ke Selayar tidak sekedar datang untuk mengunjungi wisata tapi juga datang berobat atau operasi. Tapi harus ada orang Selayar dulu yang di sekolahkan sesuai dengan kebutuhan wisata medis, misalkan layanan kosmetik,” tambahnya.

Sementara itu, Prof Taruna Ikrar menegaskan bahwa untuk membangun wisata medis harus di dukung oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang cukup. Kalau Selayar sudah bangun wisata medis itu artinya Selayar sudah selangkah lebih maju daripada daerah yang lain.

Apalagi, kata dia, Selayar sesungguhnya adalah satu Kabupaten di Sulawesi Selatan yang sangat berpotensi. Sumber daya alamnya sangat luar biasa. Selayar juga punya kekayaan alam yang dapat menjadi daya tarik untuk para investor masuk.

“Saya melihat medical Tourism di Selayar sangat berpotensi. Selama ini tidak sedikit uang Indonesia yang mengalir ke luar negeri hanya untuk berobat sementara hal itu juga bisa dilakukan oleh Selayar. Kita optimis tidak ada yang mustahil dan jika itu bisa diwujudkan maka sedikitnya ada 15 Triliun pertahun uang yang akan masuk ke Selayar,” ujar Prof. Taruna Ikrar.

Di sisi lain, Medical Tourism sangat relevan dengan potensi wisata Selayar. Karena Selayar punya potensi culture, alam dan pulau – pulaunya yang masih natural atau alami seperti Kawasan Wisata Takabonerate yang telah menjadi situs wisata yang mendunia. Keunggulannya sebagai Atol terbesar ke tiga di dunia.

“Jadi point yang paling utama adalah bagaimana merekayasa potensi alam selayar agar memiliki daya pikat bagi tourism sehingga berimplikasi pada uapaya pembangunan medical tourism,” jelasnya.

Apalagi, lanjutnya, Selayar mencanangkan kawasan ekonomi khusus maka ada strategi bahwa hukum hukum yang berlaku secara nasional bisa dikhususkan. Jadi dalam konteks itu, maka medical tourism bisa dapat terwujud.

“Sebagai putra Selayar yang telah berkecimpun di level internasional maka akan sangat memudahkan kita untuk bergerak lebih maju. Insya Allah kita bisa mengajak teman teman investor, tekhnologi modern dan para ahli dari luar negeri yang selama ini berinteraksi agar bisa membantu kita mempopulerkan Selayar,” tutupnya.

Editor:thaufiq

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *